Monday, March 9, 2015

Belajar Dari Semut, Those Amazing Ants!

Posted by Denas (Dewi Nastiti)
Setting:
Tiba dirumah rasanya saya ingin sebentar saja leyeh-leyeh. Melepas lelah dan menolak sakit yang mulai kirim signal  (reasoning males ngedapur). Jadilah saya "me time" dipojok favorit (ngopi sambil nulis ditemani lagu Chrisye dan Ebit). Heaven.
====

Pagi tadi ada peristiwa menarik yang kami (saya dan Rara) amati. Rara minta sarapan diteras sambil main sama choky, kucing dirumah. Senang rasanya Rara dan choky mulai akur. Soalnya sejak Rara lahir kucing itu jealuos nya minta ampun. Semanis apapun Rara ngajak main, hmm choky nya buang muka bahkan sering langsung pergi begitu saja. Hihihii sabar ya nak...

Tapi bukan kucing yang ingin saya bahas kali ini. Karena nyatanya ada yang lebih menarik. Tadi didepan teras ada segundukan kecil tanah berlubang, dari dalamnya keluar berisan semut hitam berukuran cukup besar. Rara terlihat ingin tahu. Dan saya katakan bahwa itu adalah sarang semut. 

Tak lama kemudian Rara bilang pada saya, "Bun, mam nya coki dibawa semut". WAH...jadi tontonan menarik nih gumam saya. Rara melihat bagaimana kuatnya semut memanggul sebutir whiskas. Saya katakan bahwa semut itu mampu mengangkat beban berat yang ukurannya 50x dari berat tubuhnya. Jadi kalau kita seperti semut, harusnya bunda kuat angkat mobil dengan kedua tangan dan memanggul diatas kepala.Allah baik banget ya Ra sama semut.

Rara juga melihat para semut keluar dari lubang bawah tanah dan membantu teman-temannya membawa makanan ke sarang. Apalagi ketika telur orak-ariknya (bahasa jawa: scrumble egg) ada yang jatuh dan digondol semut, dia teriak. Seperti gk rela tapi penasaran. Lucu, telurnya lebih besar dari lubang sarangnya, jadi semut-semut itu terlihat memakai segala cara agar berhasil membawa telur masuk kedalam. Ada yang memotong sedikit dan membawanya masuk, ada yang masih kekeuh menggeret besar-besar. 

Sambil menghabiskan sarapan, anak saya yang senyumnya bikin hati melting ini terus saja bertanya, "bun, itu ayahnya ya? bundanya mana? bundanya didalem?sama anaknya ya?" dan ini dan itu lucu sekali. Bunda jadi ingat ketika dulu di SoU (School of Universe-tempat bunda mengajar kakak-kakak SD kecil) betapa semut memang menjadi bahasan yang tiada habisnya untuk anak-anak, saking banyaknya hal menarik dan bernilai dari si semut yang bisa kita ambil. Rasanya dulu jatah 2 bulan membahas tema 'Amazing Ants' masih pingin tambah lagi ketika anak-anak ditanya mau request tema apa dibulan berikutnya.

Banyak yang bisa kita kupas lho, mulai dari fakta menarik, siklus hidup, sifat sosial, pekerja keras, bermacam spesies, ekperimen science yang seru (dengan leaf cutter ant misalnya), cari tau makanan kegemaran semut, performing art kostum semut- the ants go marching song, cerita nabi sulaiman, nonton kartun "ants", sampai treasure hunts ala semut, waaaah sekelas pada suka. 

Bagitupun Rara, ngobrolnya jadi banyak sampai-sampai sarapannya nambah. Sabar tunggu agak besar ya nak, baru kita main-main lebih banyak dengan semut.

===

Sekarang kita lihat dari sudut pandang yang berbeda. Dari semut kita bisa belajar arti keikhlasan dan kesungguhan. Yang terlihat, rumah semut adalah rumah mungil berupa gundukan tanah dipermukaan. Tak mengundang banyak mata. Bahkan sering terlupa, terinjak, rata kembali. 

Tapi sadarkah kita, dibawah sana telah terbangun sebuah kompleks yang detail dengan perencanaan dan desain yang amat mengagumkan. Kokoh. Jauh dari pikiran manusia. Sadarkah kita bahwa sesungguhnya semut sedang bekerja didalam sepi, didalam sunyi yang jauh dari hingar bingar. Asing. Ghuroba. Yang ia tahu hanyalah menggunakan jatah hidupnya sebagaimana fitrahnya ia diberi.  

Untuk kita, kadang menjadi asing dan terasing itu baik. 
Asing diantara orang-orang yang berbuat maksiat namun kita dapat berdiri kokoh memegang iman, itu baik.
Asing diantara orang-orang yang dzalim dan kita mampu untuk menggenggam janji Allah, itu baik. 
Asing diantara orang-orang yang enggan beribadah dan kita tetap mencintainya, itu baik. 
Dan asing diantara orang-orang yang suka mengejek ajakan kebaikan namun kita bersabar terhadapnya, itu juga baik. 

Karena  Rasulullah pernah bersabda, "Sesungguhnya Islam pertama kali muncul dalam keadaan asing dan nanti akan kembali asing sebagaimana semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing" (HR Muslim)

Semoga hati kita senantiasa terpaut pada kebaikan. 






0 comments on "Belajar Dari Semut, Those Amazing Ants!"

Post a Comment

Denas (Dewi Nastiti)
Setting:
Tiba dirumah rasanya saya ingin sebentar saja leyeh-leyeh. Melepas lelah dan menolak sakit yang mulai kirim signal  (reasoning males ngedapur). Jadilah saya "me time" dipojok favorit (ngopi sambil nulis ditemani lagu Chrisye dan Ebit). Heaven.
====

Pagi tadi ada peristiwa menarik yang kami (saya dan Rara) amati. Rara minta sarapan diteras sambil main sama choky, kucing dirumah. Senang rasanya Rara dan choky mulai akur. Soalnya sejak Rara lahir kucing itu jealuos nya minta ampun. Semanis apapun Rara ngajak main, hmm choky nya buang muka bahkan sering langsung pergi begitu saja. Hihihii sabar ya nak...

Tapi bukan kucing yang ingin saya bahas kali ini. Karena nyatanya ada yang lebih menarik. Tadi didepan teras ada segundukan kecil tanah berlubang, dari dalamnya keluar berisan semut hitam berukuran cukup besar. Rara terlihat ingin tahu. Dan saya katakan bahwa itu adalah sarang semut. 

Tak lama kemudian Rara bilang pada saya, "Bun, mam nya coki dibawa semut". WAH...jadi tontonan menarik nih gumam saya. Rara melihat bagaimana kuatnya semut memanggul sebutir whiskas. Saya katakan bahwa semut itu mampu mengangkat beban berat yang ukurannya 50x dari berat tubuhnya. Jadi kalau kita seperti semut, harusnya bunda kuat angkat mobil dengan kedua tangan dan memanggul diatas kepala.Allah baik banget ya Ra sama semut.

Rara juga melihat para semut keluar dari lubang bawah tanah dan membantu teman-temannya membawa makanan ke sarang. Apalagi ketika telur orak-ariknya (bahasa jawa: scrumble egg) ada yang jatuh dan digondol semut, dia teriak. Seperti gk rela tapi penasaran. Lucu, telurnya lebih besar dari lubang sarangnya, jadi semut-semut itu terlihat memakai segala cara agar berhasil membawa telur masuk kedalam. Ada yang memotong sedikit dan membawanya masuk, ada yang masih kekeuh menggeret besar-besar. 

Sambil menghabiskan sarapan, anak saya yang senyumnya bikin hati melting ini terus saja bertanya, "bun, itu ayahnya ya? bundanya mana? bundanya didalem?sama anaknya ya?" dan ini dan itu lucu sekali. Bunda jadi ingat ketika dulu di SoU (School of Universe-tempat bunda mengajar kakak-kakak SD kecil) betapa semut memang menjadi bahasan yang tiada habisnya untuk anak-anak, saking banyaknya hal menarik dan bernilai dari si semut yang bisa kita ambil. Rasanya dulu jatah 2 bulan membahas tema 'Amazing Ants' masih pingin tambah lagi ketika anak-anak ditanya mau request tema apa dibulan berikutnya.

Banyak yang bisa kita kupas lho, mulai dari fakta menarik, siklus hidup, sifat sosial, pekerja keras, bermacam spesies, ekperimen science yang seru (dengan leaf cutter ant misalnya), cari tau makanan kegemaran semut, performing art kostum semut- the ants go marching song, cerita nabi sulaiman, nonton kartun "ants", sampai treasure hunts ala semut, waaaah sekelas pada suka. 

Bagitupun Rara, ngobrolnya jadi banyak sampai-sampai sarapannya nambah. Sabar tunggu agak besar ya nak, baru kita main-main lebih banyak dengan semut.

===

Sekarang kita lihat dari sudut pandang yang berbeda. Dari semut kita bisa belajar arti keikhlasan dan kesungguhan. Yang terlihat, rumah semut adalah rumah mungil berupa gundukan tanah dipermukaan. Tak mengundang banyak mata. Bahkan sering terlupa, terinjak, rata kembali. 

Tapi sadarkah kita, dibawah sana telah terbangun sebuah kompleks yang detail dengan perencanaan dan desain yang amat mengagumkan. Kokoh. Jauh dari pikiran manusia. Sadarkah kita bahwa sesungguhnya semut sedang bekerja didalam sepi, didalam sunyi yang jauh dari hingar bingar. Asing. Ghuroba. Yang ia tahu hanyalah menggunakan jatah hidupnya sebagaimana fitrahnya ia diberi.  

Untuk kita, kadang menjadi asing dan terasing itu baik. 
Asing diantara orang-orang yang berbuat maksiat namun kita dapat berdiri kokoh memegang iman, itu baik.
Asing diantara orang-orang yang dzalim dan kita mampu untuk menggenggam janji Allah, itu baik. 
Asing diantara orang-orang yang enggan beribadah dan kita tetap mencintainya, itu baik. 
Dan asing diantara orang-orang yang suka mengejek ajakan kebaikan namun kita bersabar terhadapnya, itu juga baik. 

Karena  Rasulullah pernah bersabda, "Sesungguhnya Islam pertama kali muncul dalam keadaan asing dan nanti akan kembali asing sebagaimana semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing" (HR Muslim)

Semoga hati kita senantiasa terpaut pada kebaikan. 






0 Responses

Post a Comment

 

Notes from Denas Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Templates Image by Tadpole's Notez