Sunday, March 1, 2015

Belajar dari sebatang padi

Posted by Denas (Dewi Nastiti)





       Bersyukur rumah kami terletak disebuah desa pinggiran kota. Yang artinya Rara (anak kami) masih bisa mengalami begitu banyak hal yang menyenangkan disekitar rumahnya. 
        Dan tanpa harus mengeluarkan effort yang besar, kami tetap bisa mengakses kebutuhan dan aktivitas diluar desa seperti dunia kampus, masjid besar, tempat bunda belanja bahan kue,dll. 
      Itu karena Jogja ukurannnya kecil dan relatif tidak macet. Jadi klo ada yang bilang Jogja itu ngangeni dan bikin betah? It's True

.
Disekitar rumah, Rara bisa mendapatkan pengalaman berkebun, bertani, naik gerobak sapi, masuk kebun tebu, main kerumah bunga krisan, penggilingan padi, peternakan ayam, kandang bebek, kebun salak dll. 

Sekarang memang ia belum dewasa ( belum genap 3 tahun), sepertinya yang ia nikmati  hanya sebatas riang bermain ditengah alam. Namun ketika perjalanan kesawah, perjalanan kekebun atau perjalanan kekandang diiringi dengan percakapan hati seorang ibu dan anak, diselingi dengan pertanyaan lucu-menarik-sangat ingin tau dari mulut kecilnya, berselang dengan sapa orang-orang yang sedang bekerja menghidupi sawah ladangnya, dan dibekali dengan doa seorang ibu yang mengharapkan anaknya diberi kemampuan untuk memahami diri, semesta dan Rabb nya agar bermanfaat...semoga ceritanya akan menjadi lain dan lebih bernilai dalam pandangan Allah.

Kali ini biarkan bunda yang lebih dahulu mengikat ilmu dari setiap momen yang kita lewati. Berharap someday Rara juga bisa mengambil hikmah dari setiap hamparan peristiwa yang Allah takdirkan untuk kita. 

Bertemu dengan padi, ada kutipan yang ingin bunda tulis disini (iya..salah satu hobi bunda sejak sekolah dulu adalah membaca buku, dan menuliskan kembali kata-kata menarik yang ada dalam buku tersebut). Semoga kita semua bisa belajar darinya.





P a d i ..
Ia tumbuh hening di tengah ladang. 
Tatap ia lamat-lamat. 
Di sana, dalam heningnya, ada banyak kebijakan yang menyiur melambai. 
Sebelum berbuah, ia berdiri tegap. Mendongak ke atas. 
Begitu berbuah, ia merunduk ke bawah. Begitu meninggi, ia merendah. 
Merendah berarti mengerti asal usul diri. 
Merendah berarti memahami bedanya manusia dengan Tuhan. 
Merendah berarti mengakui kesetaraan manusia. 
Merendah berarti percaya diri 

|Anis Matta|   


0 comments on "Belajar dari sebatang padi"

Post a Comment

Denas (Dewi Nastiti)





       Bersyukur rumah kami terletak disebuah desa pinggiran kota. Yang artinya Rara (anak kami) masih bisa mengalami begitu banyak hal yang menyenangkan disekitar rumahnya. 
        Dan tanpa harus mengeluarkan effort yang besar, kami tetap bisa mengakses kebutuhan dan aktivitas diluar desa seperti dunia kampus, masjid besar, tempat bunda belanja bahan kue,dll. 
      Itu karena Jogja ukurannnya kecil dan relatif tidak macet. Jadi klo ada yang bilang Jogja itu ngangeni dan bikin betah? It's True

.
Disekitar rumah, Rara bisa mendapatkan pengalaman berkebun, bertani, naik gerobak sapi, masuk kebun tebu, main kerumah bunga krisan, penggilingan padi, peternakan ayam, kandang bebek, kebun salak dll. 

Sekarang memang ia belum dewasa ( belum genap 3 tahun), sepertinya yang ia nikmati  hanya sebatas riang bermain ditengah alam. Namun ketika perjalanan kesawah, perjalanan kekebun atau perjalanan kekandang diiringi dengan percakapan hati seorang ibu dan anak, diselingi dengan pertanyaan lucu-menarik-sangat ingin tau dari mulut kecilnya, berselang dengan sapa orang-orang yang sedang bekerja menghidupi sawah ladangnya, dan dibekali dengan doa seorang ibu yang mengharapkan anaknya diberi kemampuan untuk memahami diri, semesta dan Rabb nya agar bermanfaat...semoga ceritanya akan menjadi lain dan lebih bernilai dalam pandangan Allah.

Kali ini biarkan bunda yang lebih dahulu mengikat ilmu dari setiap momen yang kita lewati. Berharap someday Rara juga bisa mengambil hikmah dari setiap hamparan peristiwa yang Allah takdirkan untuk kita. 

Bertemu dengan padi, ada kutipan yang ingin bunda tulis disini (iya..salah satu hobi bunda sejak sekolah dulu adalah membaca buku, dan menuliskan kembali kata-kata menarik yang ada dalam buku tersebut). Semoga kita semua bisa belajar darinya.





P a d i ..
Ia tumbuh hening di tengah ladang. 
Tatap ia lamat-lamat. 
Di sana, dalam heningnya, ada banyak kebijakan yang menyiur melambai. 
Sebelum berbuah, ia berdiri tegap. Mendongak ke atas. 
Begitu berbuah, ia merunduk ke bawah. Begitu meninggi, ia merendah. 
Merendah berarti mengerti asal usul diri. 
Merendah berarti memahami bedanya manusia dengan Tuhan. 
Merendah berarti mengakui kesetaraan manusia. 
Merendah berarti percaya diri 

|Anis Matta|   


0 Responses

Post a Comment

 

Notes from Denas Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Templates Image by Tadpole's Notez