Sunday, August 21, 2016

Key of happiness in life

Posted by Denas (Dewi Nastiti) 0 comments

Katanya hidup ini singkat. Jadi jangan disia-siakan. Old saying banget ya. But it's true lho.

Dan kali ini saya pingin berbicara tentang hidup....tentang muslimah...atau lebih tepatnya kehidupan muslimah.

......

Kenapa dengan kehidupan muslimah? Kenapa mesti dibahas? Apa pentingnya?

Menurut saya penting. Muslimah kan madrasah pertama sebuah generasi. Bagus gk nya sebuah generasi ya tergantung kualitas muslimahnya.

Tapiiii banyak muslimah yang saya temui (mungkin kemarin saya juga sempat mengalami), ternyata gk paham dengan hidupnya. Entah karena nge blank dari awal atau karena sedang mengalami masalah yang ia anggap berat.

Mereka ngalir aja jalanin hari-hari. Dan yang parah lagi ada diantara mereka yang jalanin hari-harinya dalam tekanan karena merasa "bukan hidup yang ini yang aku mau". MasyaAllaaah. Kasihannya.

Padahal muslimah itu dihadapkan dengan peran yang banyak ya. Dan dia gk ngerti posisi sekaligus how to winning of life nya. Gimana coba?

Kita ngobrol sebentar ya. Jadi saya punya guru (semoga Allah senantiasa merahmati kehidupan mereka), nah dari mereka saya bisa belajar dan mendapat arti kemerdekaan cuma dari selembar kertas-dua gambar. Caileee...
Eh ini beneran lho.

Kalo teman2 pernah denger atau suka bikin yang namanya "peta hidup" (dan saya kebetulan juga suka bikin sejak smu), nah rumusan gambar dr guru saya yang ini tuh lebih futuh lagi.

Sekali bisa ngisi semua bilik-biliknya, teman2 akan tenang dan merdeka ngejalanin hidup ini. #ehem. Bismillah yaa

Saya coba gambarin rumus yang pertama. Gak usah dibatin gambarnya acak adul, nanti saya jelasin detailnya.

(Duh sebenernya sih mau nulis sambil mikir ya, usefull gak sih nulis ini. Ah tapi minimal someday anak saya bisa baca tulisan bundanya klo dia pas kangen. Collect the moments, Dew)

Sekarang kita fokus sama gambar yang berupa kuadran. Disana ada 4 bilik Key of life.
Bilik yang pertama adalah Who am I. Teman-teman wajib tau siapa diri teman-teman. Perlu waktu lama ya untuk mengisi? Atau harus merenung panjang selama 30tahun seperti Oogway mencari arti 'aku'? Kalah ya sama Poo.

Tapi ini penting. Ayo diisi. Pelan-pelan kita harus ngobrol sama diri sendiri, siapa aku apa saja peranku.

Saya, saya adalah seorang istri, seorang ibu, seorang anak, seorang adik, seorang owner kedaton, seorang owner martani.

Kenyataannya memang diri kita punya banyak peran kan? Jadi jangan ada yang dibuang atau terlupakan salah satunya.

Bilik yang kedua adalah My Life Dream.

Teman-teman ketik sudah tau dan yakin siapa diri teman-teman, sekarang coba tulis apa yang menjadi mimpi hidup.

Mudahnya adalah, saya yang sebagai seorang istri bercita-cita ingin menjadi istri yang menentramkan bagi suami. Tempat kembali yang menyenangkan. Misalnya.

Saya yang sebagai ibu bercita-cita ingin menjadi ibu yang dekat dengan anak-anak, diidolakan. Hehe

Saya yang sebagai seorang adik bercita-cinta ingin menjadi adik yang bisa membahagiakan kakak dunia dan akhirat.

Dan seterusnya.

Intinya harus tahu siapa diri teman-teman dan apa yang dimau.

Bilik ketiga adalah Relationship with others. Bilik keempat Relationship with Allah. Dua bilik ini adalah kunci utamanya. Didunia yang kita ingin menggapai mimpi, pasti kita tak sendiri. Dan karena tak sendiri, disanalah masalah muncul. Kita perlu kunci agar tetap fokus.

Kunci yang pertama jelas hubungan kita dengan Allah. Sadari betul bahwa hidup ini keseluruhannya adalah hadiah dari Allah. Dan yang namanya hadiah, berarti wajib trimakasih -gak boleh ada komplain. Pasti indah.

Kapan terakhir teman-teman terconnect dengan Allah? Yuk kita jawab dalam hati.

Muslimah yang katanya udah gak punya waktu bahkan sholat pun jarang bisa khusyuk karena digendolin anak, sebenarnya tetap punya hak untuk bermesra-mesra dengan Allah.

Dalam sehari harus punya prime time yang kita gak bisa diganggu dunia karena itu bekal sebelum melayani. Muslimah harus selesai dulu dengan dirinya.

Apakah itu dengan sholat malam, tilawah, membaca tafsir quran, buku, berbincang hati. Apapun yang melekatkan kita pada wudhu dan sajadah. Hanya Allah dan kita.

Kunci yang kedua adalah sikap kita dalam berhubungan dengan makhluk lain. NO JUDGEMENT. LIHAT LEBIH DEKAT.
Cuma itu. Iya cuma itu. Dan itu udah cukup untuk membuat hidup jadi merdeka.  Tahu siapa kita, tahu apa yang dimau, berfokus untuk connect dengan Allah, merdeka dari manusia. What a wonderful world.

Nampaknya kelanjutan gambar kedua gak akan saya tulis sekarang. Ngantuk. Hehehe...see you dear friends.








Saturday, August 20, 2016

Mars VS Venus

Posted by Denas (Dewi Nastiti) 0 comments

Kali ini tulisan saya akan sedikit mengadu antara perempuan dan laki-laki.

Bukan. Bukan untuk mencari siapa yang unggul dan siapa yang tertinggal. Bukan untuk mencari siapa yang sempurna dan siapa yang tidak.

Fitrah Allah menciptakan segala yang bertolak belakang hanya untuk bersanding. Bersinergi.

Begitupun para pasangan suami istri dibumi ini. Fitrahnya memang bertolak belakang. Dalam sebuah kajian psikologi sisi laki-laki digambarkan sebagai Mars dan perempuan digambarkan sebagai Venus.

Belajar memahami keduanya, sebenarnya itu adalah kunci dalam membina hubungan suami istri. Karena pada kenyataannya teman hidup kita bukanlah jenis makhluk Allah yang sama dengan diri kita. Ia butuh diperlakukan sesuai dengan fitrahnya.

Sayangnya, sebelum menikah tidak banyak (atau mungkin belum ada), kelas kajian yang mengupas persiapan untuk menjadi suami/istri bahkan menjadi ayah/ibu dari sisi psikologi. Hal ini penting apalagi dimasa-masa awal pernikahan.

Siapa yang bisa menyangka bahwa bagi perempuan Love is relationship, gandengan tangan udah cukup, belai-belai aja udah beres. Dan siapa yang bisa sangka kalo ternyata bagi laki-laki Love is s*x. Yang artinya klo belum dapet yang itu ya belum love. Mau karena istri hamil atau anak lahir. Yang satu lagi fokus2nya ke anak ternyata yang lain tetap punya fokus juga.

Dari satu poin ini aja, kalo komunikasi masih malu-malu dan gak jujur, bisa jadi bencana dalam rumah tangga. Padahal akarnya karena gak paham. (Dan gk komunikasi).

Siapa yang sangka kalo bagi perempuan saat ada masalah pinginnya ditanya dan didengerin sambil dipeluk. Tapi bagi laki-laki mending ditinggal menyepi sendirian? Salah treatment aja bisa jadi musuhan sampe jelang pagi. Padahal cuma karena gk paham (dan gk komunikasi).

Laki-laki yang memang fitrahnya bekerja dengan satu fokus besar, kadang sama perempuan suka dianggap gk multitasking. Perempuan suka gk sabar hadapinnya. Padahal laki-laki sering nemunin hasil kerja yang ceroboh dari perempuan yang katanya multitasking.

Switch off button. Nah ini juga beda. Laki-laki dengan dia duduk pegang koran/majalah/berita dr gadget sambil nyeruput kopi aja udah bisa tu tombolnya berfungsi. (Walaupun banyak juga laki-laki yang nambah jatah masuk kedalam 'gua'. Hobby or their games. Ingatlah quote ini wahai perempuan, "Difference things a man and the boys is the price of their toys", jangan kaget walaupun hati mau copooottt nerima kenyataan hahahaha).

Sedangkan perempuan (yang dalam tidurnya aja dia mikir), harus ada kegiatan yang bisa hentiin otaknya. Entah itu melukis, merajut, menyulam, berkebun, dll. Pokoknya dunia berhenti dan dia hanya fokus pada kegiatan itu dan dirinya.

Bagi keduanya harus dikasih waktu untuk hal-hal semacam itu. Biar hidup gk kayak mesin. Biar happy. Katanya pelayan ALLAH. Kalo gk happy gimana bisa melayani.

Walaupun sejatinya energi terbesar untuk happy dan melayani dijalan ALLAH adalah hubungan kita dengan ALLAH sendiri. Gk ada yang lain. Yang lain cuma decorating my life. Biar hidup ada manis-manisnya.

Dan dibalik pengetahuan kita tentang fitrah pskologi yang berbeda, dasar terdalamnya adalah iman kepada ALLAH. Jika iman hidup dihati tak mungkin ia rela menyakiti atas ketidakpahaman pasangannya. Dan kemauan untuk terus belajar, termasuk belajar untuk memaafkan, membangun kembali long life journey yang indah. Karena kesalahan tak tersebab disatu pihak. Kita adalah pasangan. ALLAH yang memasangkan. Maka berjuanglah untuk tetap bersama dalam kebaikan. FIGHT!!!






Sunday, August 14, 2016

Bukan catatan istimewa

Posted by Denas (Dewi Nastiti) 0 comments

MasyaAllah...emang Allah tu dahsyat ya. Kita doa apa, dikasih criiing jawabannya apa.

Baruuu aja berani mengikrarkan kediri sendiri klo diri ini alhamdulillah sudah ikhlas, sudah bebas, sudah dalam lembaran baru, gk inget yg lalu lalu, bersyukur atas segala nikmat.

Gak lama tu hati sama Allah dibiarin tanpa uji. Langsung orang2 tersayang pada didatengin Allah untuk mancing azzam saya. Kuat gk ni si dewi menahan lidahnya untuk gk cerita. Setia gk ni dewi sama janjinya sendiri untuk tutup lembaran lama. Allaaah...mana ngerti deh perasaan orang kalo gk ngerasain sendiri.

Mirip drama emang yang namanya hidup. Dan udah deh beneran gk tahaaaan...ngungsi lagi aja kesini daripada nangis sendirian dipojokan.

Masalahnya emang susah ya perempuan. Diperhatin dikit, langsung bawaannya pingin cerita.
Dibilang kurus, dibecandain gk keurus bawaannya juga pingin cerita. Wiiiih, Allah tu kalo mau uji manusiaaaa....didatenginNya apa apa yg jd kelemahan kita. Begituuu terus. Sampe kita lulus.

Padahal kalau mau melihat lebih dekat, sebenernya kita tahu jawabannya. Kita tahu apa yang harus dilakukan.
Kita hanya butuh connect lagi sama Allah. Senyum lagi. Bersyukur lagi. Tengok vision board lagi. Beres.

Ya gk mungkin dooong Allah biarin aja janji-janji manisnya manusia tanpa uji. Allah gk mau nerima iman yang tanggung-tanggung.

Lagipula gk bakalan ada pengaruhnya apa-apa ketika lidah dibiarkan mengumbar semuanya, selain hanya puas dan ujungnya menyakiti hati yang telah taubat.
Biar aja. (Semoga) bisa menjadi tabungan kebaikan.

Saya ingat nasehat seorang kakak rohis pertama yang saya kenal. 

"Menjaga hati itu bukan hanya menjaga hati sendiri, tapi juga hati orang lain".
Dalam konteks apapun (yang tentu saja konteks dulu dan sekarang jauh bedanya), saya yakin nasehat ini adalah akhlak yang harus saya tata.

Saya bersyukur pada Allah, Allah kasih saya kesempatan untuk mendapatkan banyak perasaan dari satu judul kejadian. Mulai dari kesal, jijik, heran, benci, dendam, menyalahkan diri sendiri, minder, hingga akhirnya memaafkan, menerima dan bersyukur. Banyak sekali hadiah yabg Allah beri. Dan rasanya bener-bener indah. Saya gk bercanda. Saya bisa bilang itu indah karena saya sudah berdiri dilembar yang berbeda.

Yang saya sesalkan cuma satu. Saya terlalu lambat dalam memahami maunya ALLAH.  Saya terlalu lama membuang waktu.

Jadi rasanya gk pantas yah kalau saya masih tergoda untuk balik lagi ke drama kehidupan yang sudah saya tinggalkan. Hanya untuk memuaskan nafsu saja. Emangnya mau buang waktu berapa lama lagi???

Lebih baik fokus pada apa yang dapat diambil dari kejadian pahit. Fokus pada bagaimana mengatasinya. Fokus pada apa yang seharusnya dilakukan oleh setiap muslimah. Next time yaah.

Ada quote bagus untuk saya sendiri.
"I can't go back to yesterday. Because i was a different person then."

Aaah betapa kalian yang ada dalam lintasan doakuuu....semoga ketertinggalan masih bisa dikejar.

=========

Ternyata pas dibaca ulang si dewi masih sama. Suka gk jelas dg apa yg dia tulis. Ya kali ini memang cuma niat nyampah, bersihin hati. Bukan melembutkan hati. Gk mungkin juga ditulis dg sejelas jelasnya dlm tempo sesingkat singkatnya. Karena ini drama.  Halah.

Denas (Dewi Nastiti)

Katanya hidup ini singkat. Jadi jangan disia-siakan. Old saying banget ya. But it's true lho.

Dan kali ini saya pingin berbicara tentang hidup....tentang muslimah...atau lebih tepatnya kehidupan muslimah.

......

Kenapa dengan kehidupan muslimah? Kenapa mesti dibahas? Apa pentingnya?

Menurut saya penting. Muslimah kan madrasah pertama sebuah generasi. Bagus gk nya sebuah generasi ya tergantung kualitas muslimahnya.

Tapiiii banyak muslimah yang saya temui (mungkin kemarin saya juga sempat mengalami), ternyata gk paham dengan hidupnya. Entah karena nge blank dari awal atau karena sedang mengalami masalah yang ia anggap berat.

Mereka ngalir aja jalanin hari-hari. Dan yang parah lagi ada diantara mereka yang jalanin hari-harinya dalam tekanan karena merasa "bukan hidup yang ini yang aku mau". MasyaAllaaah. Kasihannya.

Padahal muslimah itu dihadapkan dengan peran yang banyak ya. Dan dia gk ngerti posisi sekaligus how to winning of life nya. Gimana coba?

Kita ngobrol sebentar ya. Jadi saya punya guru (semoga Allah senantiasa merahmati kehidupan mereka), nah dari mereka saya bisa belajar dan mendapat arti kemerdekaan cuma dari selembar kertas-dua gambar. Caileee...
Eh ini beneran lho.

Kalo teman2 pernah denger atau suka bikin yang namanya "peta hidup" (dan saya kebetulan juga suka bikin sejak smu), nah rumusan gambar dr guru saya yang ini tuh lebih futuh lagi.

Sekali bisa ngisi semua bilik-biliknya, teman2 akan tenang dan merdeka ngejalanin hidup ini. #ehem. Bismillah yaa

Saya coba gambarin rumus yang pertama. Gak usah dibatin gambarnya acak adul, nanti saya jelasin detailnya.

(Duh sebenernya sih mau nulis sambil mikir ya, usefull gak sih nulis ini. Ah tapi minimal someday anak saya bisa baca tulisan bundanya klo dia pas kangen. Collect the moments, Dew)

Sekarang kita fokus sama gambar yang berupa kuadran. Disana ada 4 bilik Key of life.
Bilik yang pertama adalah Who am I. Teman-teman wajib tau siapa diri teman-teman. Perlu waktu lama ya untuk mengisi? Atau harus merenung panjang selama 30tahun seperti Oogway mencari arti 'aku'? Kalah ya sama Poo.

Tapi ini penting. Ayo diisi. Pelan-pelan kita harus ngobrol sama diri sendiri, siapa aku apa saja peranku.

Saya, saya adalah seorang istri, seorang ibu, seorang anak, seorang adik, seorang owner kedaton, seorang owner martani.

Kenyataannya memang diri kita punya banyak peran kan? Jadi jangan ada yang dibuang atau terlupakan salah satunya.

Bilik yang kedua adalah My Life Dream.

Teman-teman ketik sudah tau dan yakin siapa diri teman-teman, sekarang coba tulis apa yang menjadi mimpi hidup.

Mudahnya adalah, saya yang sebagai seorang istri bercita-cita ingin menjadi istri yang menentramkan bagi suami. Tempat kembali yang menyenangkan. Misalnya.

Saya yang sebagai ibu bercita-cita ingin menjadi ibu yang dekat dengan anak-anak, diidolakan. Hehe

Saya yang sebagai seorang adik bercita-cinta ingin menjadi adik yang bisa membahagiakan kakak dunia dan akhirat.

Dan seterusnya.

Intinya harus tahu siapa diri teman-teman dan apa yang dimau.

Bilik ketiga adalah Relationship with others. Bilik keempat Relationship with Allah. Dua bilik ini adalah kunci utamanya. Didunia yang kita ingin menggapai mimpi, pasti kita tak sendiri. Dan karena tak sendiri, disanalah masalah muncul. Kita perlu kunci agar tetap fokus.

Kunci yang pertama jelas hubungan kita dengan Allah. Sadari betul bahwa hidup ini keseluruhannya adalah hadiah dari Allah. Dan yang namanya hadiah, berarti wajib trimakasih -gak boleh ada komplain. Pasti indah.

Kapan terakhir teman-teman terconnect dengan Allah? Yuk kita jawab dalam hati.

Muslimah yang katanya udah gak punya waktu bahkan sholat pun jarang bisa khusyuk karena digendolin anak, sebenarnya tetap punya hak untuk bermesra-mesra dengan Allah.

Dalam sehari harus punya prime time yang kita gak bisa diganggu dunia karena itu bekal sebelum melayani. Muslimah harus selesai dulu dengan dirinya.

Apakah itu dengan sholat malam, tilawah, membaca tafsir quran, buku, berbincang hati. Apapun yang melekatkan kita pada wudhu dan sajadah. Hanya Allah dan kita.

Kunci yang kedua adalah sikap kita dalam berhubungan dengan makhluk lain. NO JUDGEMENT. LIHAT LEBIH DEKAT.
Cuma itu. Iya cuma itu. Dan itu udah cukup untuk membuat hidup jadi merdeka.  Tahu siapa kita, tahu apa yang dimau, berfokus untuk connect dengan Allah, merdeka dari manusia. What a wonderful world.

Nampaknya kelanjutan gambar kedua gak akan saya tulis sekarang. Ngantuk. Hehehe...see you dear friends.








Denas (Dewi Nastiti)

Kali ini tulisan saya akan sedikit mengadu antara perempuan dan laki-laki.

Bukan. Bukan untuk mencari siapa yang unggul dan siapa yang tertinggal. Bukan untuk mencari siapa yang sempurna dan siapa yang tidak.

Fitrah Allah menciptakan segala yang bertolak belakang hanya untuk bersanding. Bersinergi.

Begitupun para pasangan suami istri dibumi ini. Fitrahnya memang bertolak belakang. Dalam sebuah kajian psikologi sisi laki-laki digambarkan sebagai Mars dan perempuan digambarkan sebagai Venus.

Belajar memahami keduanya, sebenarnya itu adalah kunci dalam membina hubungan suami istri. Karena pada kenyataannya teman hidup kita bukanlah jenis makhluk Allah yang sama dengan diri kita. Ia butuh diperlakukan sesuai dengan fitrahnya.

Sayangnya, sebelum menikah tidak banyak (atau mungkin belum ada), kelas kajian yang mengupas persiapan untuk menjadi suami/istri bahkan menjadi ayah/ibu dari sisi psikologi. Hal ini penting apalagi dimasa-masa awal pernikahan.

Siapa yang bisa menyangka bahwa bagi perempuan Love is relationship, gandengan tangan udah cukup, belai-belai aja udah beres. Dan siapa yang bisa sangka kalo ternyata bagi laki-laki Love is s*x. Yang artinya klo belum dapet yang itu ya belum love. Mau karena istri hamil atau anak lahir. Yang satu lagi fokus2nya ke anak ternyata yang lain tetap punya fokus juga.

Dari satu poin ini aja, kalo komunikasi masih malu-malu dan gak jujur, bisa jadi bencana dalam rumah tangga. Padahal akarnya karena gak paham. (Dan gk komunikasi).

Siapa yang sangka kalo bagi perempuan saat ada masalah pinginnya ditanya dan didengerin sambil dipeluk. Tapi bagi laki-laki mending ditinggal menyepi sendirian? Salah treatment aja bisa jadi musuhan sampe jelang pagi. Padahal cuma karena gk paham (dan gk komunikasi).

Laki-laki yang memang fitrahnya bekerja dengan satu fokus besar, kadang sama perempuan suka dianggap gk multitasking. Perempuan suka gk sabar hadapinnya. Padahal laki-laki sering nemunin hasil kerja yang ceroboh dari perempuan yang katanya multitasking.

Switch off button. Nah ini juga beda. Laki-laki dengan dia duduk pegang koran/majalah/berita dr gadget sambil nyeruput kopi aja udah bisa tu tombolnya berfungsi. (Walaupun banyak juga laki-laki yang nambah jatah masuk kedalam 'gua'. Hobby or their games. Ingatlah quote ini wahai perempuan, "Difference things a man and the boys is the price of their toys", jangan kaget walaupun hati mau copooottt nerima kenyataan hahahaha).

Sedangkan perempuan (yang dalam tidurnya aja dia mikir), harus ada kegiatan yang bisa hentiin otaknya. Entah itu melukis, merajut, menyulam, berkebun, dll. Pokoknya dunia berhenti dan dia hanya fokus pada kegiatan itu dan dirinya.

Bagi keduanya harus dikasih waktu untuk hal-hal semacam itu. Biar hidup gk kayak mesin. Biar happy. Katanya pelayan ALLAH. Kalo gk happy gimana bisa melayani.

Walaupun sejatinya energi terbesar untuk happy dan melayani dijalan ALLAH adalah hubungan kita dengan ALLAH sendiri. Gk ada yang lain. Yang lain cuma decorating my life. Biar hidup ada manis-manisnya.

Dan dibalik pengetahuan kita tentang fitrah pskologi yang berbeda, dasar terdalamnya adalah iman kepada ALLAH. Jika iman hidup dihati tak mungkin ia rela menyakiti atas ketidakpahaman pasangannya. Dan kemauan untuk terus belajar, termasuk belajar untuk memaafkan, membangun kembali long life journey yang indah. Karena kesalahan tak tersebab disatu pihak. Kita adalah pasangan. ALLAH yang memasangkan. Maka berjuanglah untuk tetap bersama dalam kebaikan. FIGHT!!!






Denas (Dewi Nastiti)

MasyaAllah...emang Allah tu dahsyat ya. Kita doa apa, dikasih criiing jawabannya apa.

Baruuu aja berani mengikrarkan kediri sendiri klo diri ini alhamdulillah sudah ikhlas, sudah bebas, sudah dalam lembaran baru, gk inget yg lalu lalu, bersyukur atas segala nikmat.

Gak lama tu hati sama Allah dibiarin tanpa uji. Langsung orang2 tersayang pada didatengin Allah untuk mancing azzam saya. Kuat gk ni si dewi menahan lidahnya untuk gk cerita. Setia gk ni dewi sama janjinya sendiri untuk tutup lembaran lama. Allaaah...mana ngerti deh perasaan orang kalo gk ngerasain sendiri.

Mirip drama emang yang namanya hidup. Dan udah deh beneran gk tahaaaan...ngungsi lagi aja kesini daripada nangis sendirian dipojokan.

Masalahnya emang susah ya perempuan. Diperhatin dikit, langsung bawaannya pingin cerita.
Dibilang kurus, dibecandain gk keurus bawaannya juga pingin cerita. Wiiiih, Allah tu kalo mau uji manusiaaaa....didatenginNya apa apa yg jd kelemahan kita. Begituuu terus. Sampe kita lulus.

Padahal kalau mau melihat lebih dekat, sebenernya kita tahu jawabannya. Kita tahu apa yang harus dilakukan.
Kita hanya butuh connect lagi sama Allah. Senyum lagi. Bersyukur lagi. Tengok vision board lagi. Beres.

Ya gk mungkin dooong Allah biarin aja janji-janji manisnya manusia tanpa uji. Allah gk mau nerima iman yang tanggung-tanggung.

Lagipula gk bakalan ada pengaruhnya apa-apa ketika lidah dibiarkan mengumbar semuanya, selain hanya puas dan ujungnya menyakiti hati yang telah taubat.
Biar aja. (Semoga) bisa menjadi tabungan kebaikan.

Saya ingat nasehat seorang kakak rohis pertama yang saya kenal. 

"Menjaga hati itu bukan hanya menjaga hati sendiri, tapi juga hati orang lain".
Dalam konteks apapun (yang tentu saja konteks dulu dan sekarang jauh bedanya), saya yakin nasehat ini adalah akhlak yang harus saya tata.

Saya bersyukur pada Allah, Allah kasih saya kesempatan untuk mendapatkan banyak perasaan dari satu judul kejadian. Mulai dari kesal, jijik, heran, benci, dendam, menyalahkan diri sendiri, minder, hingga akhirnya memaafkan, menerima dan bersyukur. Banyak sekali hadiah yabg Allah beri. Dan rasanya bener-bener indah. Saya gk bercanda. Saya bisa bilang itu indah karena saya sudah berdiri dilembar yang berbeda.

Yang saya sesalkan cuma satu. Saya terlalu lambat dalam memahami maunya ALLAH.  Saya terlalu lama membuang waktu.

Jadi rasanya gk pantas yah kalau saya masih tergoda untuk balik lagi ke drama kehidupan yang sudah saya tinggalkan. Hanya untuk memuaskan nafsu saja. Emangnya mau buang waktu berapa lama lagi???

Lebih baik fokus pada apa yang dapat diambil dari kejadian pahit. Fokus pada bagaimana mengatasinya. Fokus pada apa yang seharusnya dilakukan oleh setiap muslimah. Next time yaah.

Ada quote bagus untuk saya sendiri.
"I can't go back to yesterday. Because i was a different person then."

Aaah betapa kalian yang ada dalam lintasan doakuuu....semoga ketertinggalan masih bisa dikejar.

=========

Ternyata pas dibaca ulang si dewi masih sama. Suka gk jelas dg apa yg dia tulis. Ya kali ini memang cuma niat nyampah, bersihin hati. Bukan melembutkan hati. Gk mungkin juga ditulis dg sejelas jelasnya dlm tempo sesingkat singkatnya. Karena ini drama.  Halah.

 

Notes from Denas Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Templates Image by Tadpole's Notez